WajahNegeri.com,BONE- Di tengah riuh euforia kelulusan yang kerap diwarnai corat-coret seragam dan konvoi ugal-ugalan, mestinya para orang tua, guru dan siswa itu sendiiri lebih bagusnya merayakan kelulusan dengan cara yang sangat positif, misalnya dengan cara bersih bersih sungai.
Sebagaimana sekarang pemerintah kita dibone lewat Bupati Andi Asman Sulaiman lagi gencarnya mengedukasi kita agar menjaga kebersihan, bukan hanya sebatas sebuah piala Adipura tapi juga menjadi kebiasaan dan karakter yang tertanam dalam setiap diri masyarakat Bone secara keseluruhan.
Merayakan kelulusan dengan cara bersih sampah dan sungai terkesan memang memilih jalan yang sunyi, namun terang. Mereka turun ke sungai, bukan untuk bersenang-senang, tapi membersihkannya. Bukan untuk berpesta dengan hura-hura, tapi bersihkan sampah atau menabur benih ikan dan menari di aliran air yang harus kita jaga.bersama.
Di tengah derasnya arus zaman yang sering membentuk manusia seragam, justru cara ini menepi. Memilih berbeda, namun bermakna. Dan dari sanalah mereka justru terlihat paling bersinar.
Apa yang kita ajarkan untuk siswa kita di Bone tampak sederhana, tapi sebetulnya tidak. Karena yang mereka berikan bukan hanya tenaga atau waktu, tapi sebuah pesan: bahwa menjadi muda tak harus gaduh, bahwa mencintai alam bisa menjadi bentuk paling luhur dari merayakan hidup.
Anak-anak kita itu seperti berlian yang belum diasah. Tapi kilau mereka sudah tampak. Kilau yang lahir dari kepekaan, kepedulian, dan kesadaran bahwa hidup ini bukan sekadar tentang kelulusan, tapi tentang bagaimana jejak ditinggalkan.
Namun berlian tidak tumbuh begitu saja. Ia hidup dalam rumah yang hangat, bukan sekadar bangunan yang dingin. Ia lahir dari orang tua yang hadir sebagai penanam nilai, bukan sekadar ayah dan ibu si pemberi makan. Ia hadir di sekolah yang menjadi taman tumbuhnya karakter, bukan sekadar tempat menghafal pelajaran. Dan ia tumbuh di negara yang menjadi pengayom, bukan sekadar pengatur.
Negeri ini sesungguhnya tidak kekurangan anak muda yang berkilau. Tapi kita kerap lupa menjadi pemoles: yang membersihkan dan merawat kilau itu. Menjadi orang tua sejati. Menjadi rumah yang hangat. Menjadi sekolah yang menyuburkan. Menjadi negara yang memayungi.
Bupati dan wakil Bupati Bone sudah memberi contoh mestinya setiap Guru mengajarkan anak anak siswanya untuk Rayakan kelulusan dengan cara positif seperti bersihkan sampah satu kampung ataupun bersih bersih sungai dan selokan.
Kelulusan anak anak kitai bukan akhir. Ia justru awal dari sebuah pengingat: bahwa hidup tidak ditentukan oleh seberapa keras kita bersorak, tapi seberapa dalam kita memberi arti. ( Bahtiar Hamzah ).
Merayakan Kelulusan dengan Bersih Sampah dan Sungai
