Andi Asman Sulaiman dan Transformasi Pemimpin Muda Bone

WajahNegeri.com,BONE– Belum genap 100 hari memimpin, Bupati Bone Andi Asman Sulaiman sudah mengobrak-abrik standar kepemimpinan seorang kepala daerah yang pernah ada sebelumnya.

Salah satu gebrakan Bupati Andi Asman Sulaiman ketika baru dilantik adalah persoalan sampah, fenomena sampah yang dari dulu beberapa bupati sebelumnya belum bisa menyelesaikan secara baik persoalan sampah dibone .

Andi Asman Sulaiman agaknya berbeda, langkah pertama yang dia lakukan adalah bagaimana kota Watampone bebas dari sampah yang menumpuk dan membusuk. Terlihat bagaimana gerakan bersih bersih yang langsung di inisiasi oleh beliau ternyata mendapat respon positif masyarakat Bone, walaupun Memang masih ada beberapa PR yang harus beliau lakukan untuk menjadikan Bone bersih, dan tentunya kita ingin Piala Adipura setelah pertama kali dapat puluhan tahun yang lalu kembali lagi kita raih disaat beliau jadi Bupati.

Tentunya hal ini tidak lepas dari kesadaran kita semua,bahwa hal ini bukan hanya menjadi tanggung jawab Bupati semata, tapi adalah tanggung jawab kita bersama.
Bupati mungkin telah berbuat banyak, mengerahkan tenaga dan anggaran untuk menyelesaikan persoalan sampah. Tapi jika kesadaran masyarakat masih rendah, maka bahkan malaikat sekalipun yang jadi bupati di Bone, tetap akan kewalahan,
Karena musuh sebenarnya bukan hanya tumpukan sampah di jalanan, di selokan, atau di sungai, tapi lebih dari itu musuh utama kita adalah perilaku kita sendiri. Mereka yang membuang sampah sembarangan, seenaknya, tanpa rasa bersalah.

Sampah tidak akan berpindah tempat dengan sendirinya, Ia hanya mengikuti arah tangan manusia.
Dan jika tempat pembuangan sudah di luar akal sehat di tikungan jalan, di bibir pantai, bahkan di bawah papan bertuliskan “Dilarang Buang Sampah”maka yang patut dipertanyakan bukan hanya siapa yang bertanggung jawab membersihkan, tapi juga siapa yang seharusnya belajar berpikir.

Apakah semua harus ditanggung oleh kepala daerah? Ataukah ini saatnya masyarakat juga mulai mengambil peran, berpikir lebih jernih, dan bertindak lebih bijak?
Menurut saya, sudah waktunya masyarakat tidak hanya diminta, tapi diwajibkan untuk ikut berpikir. Bukan untuk menyalahkan, tapi untuk sadar. Bahwa persoalan lingkungan bukan hanya urusan pemerintah, tapi urusan kita semua.
Kita akui aksi beliau ketika sidak kesekolah, puskesmas dan berbagai kantor dan fasilitas publik yang sangat jorok sanitasinya, adalah hal yang luar biasa.

Gaya komunikasi nya pun terlihat lebih natural dan berprinsip. Lebih apa adanya. Bukan tidak ada yang menyoroti negatif, bahkan dulu banyak yang meragukan bagaiamana buruknya komunikasi beliau,tapi berjalannya waktu dia banyak belajar yang tentunya respon positifnya jauh lebih banyak saat ini

Yang melihat negatif bisa jadi karena trauma melihat kepala-kepala daerah yang populer seperti dulu karena ada maunya saja, pencitraan, ada udang di balik bakwan, dan akhirnya masuk angin. Tapi Andi Asman sulaiman berhasil melampaui semua itu.

Tentu saja tak mudah dilihat berbeda di tengah trauma kepemimpinan yang awalnya dielu-elukan, tapi seketika di ujung berubah kecewa seperti yang terjadi terhadap banyak kepala daerah yang duluan populer namun akhirnya redup.

Andi Asman sulaiman juga masuk got atau gorong-gorong seperti dulu dilakukan oleh Jokowi, tapi tak hanya berhenti sampai di situ saja setelah viral. Ia punya pemikiran yang menjadi dialektika di masyarakat. Bukan soal mobil Esemka.Tapi bagaimana mengajarkan masyarakat Bone agar hidup bersih dan sehat.

Tampilnya gaya kepemimpinan seperti sosok Andi Asman sulaiman yang memulai karir birokrasinya mulai dari sekertaris lurah, kemudian menjadi camat ,dan seterusnya kepala dinas dan sekarang menjadi orang nomor 1 dikabupaten Bone dan bisa jadi nanti kedepan naik level ketingkat Provinsi, bahkan level Indonesia, semata-mata adalah jalan Tuhan.

Penampilan Andi Asman Sulaiman sudah khas dari dulunya, tapi siapa sangka dia akan menjadi Bupati Bone saat ini dengan relatif mudah.

Agaknya ini era atau giliran dari para pemimpin yang natural dan berprinsip tampil kepermukaan. Bukankah Prabowo juga seperti itu, Kang Dedy Mulyadi juga seperti itu menjadi pemimpin natural dan berprinsip? Tak ada kelok-kelok yang disembunyikan, yang terasa itulah yang disampaikan.

Usia muda, kelahiran 1978 atau saat ini baru 47 tahun, tapi dari lika-liku perjalanan hidupnya, rasanya ia tak ingin sesuatu yang instan.

Namun pada akhirnya bahwa sebuah kepemimpinan adalah pengabdian dan Apa yang kita kerjakan bernilai ibadah. Dan insha Allah Andi Asman Sulaiman terus BerAMal. ( Bahtiar Hamzah ).

Baca Juga:  Tindak Lanjuti Arahan Mentan RI dan Bupati Bone Terkait Program Hilirisasi Tanaman Pangan, Wabup Andi Akmal Temui Dirjen Tanaman Pangan

Pos terkait